Persib Tanggapi Taktik Guling-Guling Lawan Bojan Hodak – Persib Bandung kembali menjadi sorotan publik sepak bola nasional, bukan hanya karena performa impresif mereka di lapangan, tetapi juga karena pernyataan pelatih kepala Bojan Hodak yang cukup menyindir lawan. Dalam konferensi pers usai pertandingan, Bojan menyebut tim lawan menggunakan taktik ‘guling-guling’, mengacu pada strategi memperlambat permainan dengan pura-pura cedera atau seringnya terjatuh di lapangan. Apa sebenarnya maksud dari pernyataan ini, dan bagaimana reaksi tim serta pendukung Persib?
Strategi Lawan Dinilai Tidak Fair Play
Bojan Hodak secara terbuka mengkritisi permainan lawan yang dianggap tidak menjunjung tinggi prinsip fair play. Dalam laga yang berakhir dengan skor imbang tersebut, beberapa pemain lawan terlihat sering terjatuh dan lambat bangkit, bahkan ketika kontak fisik tidak terlalu keras. Hal ini membuat ritme permainan Persib terganggu, terutama saat mereka mulai membangun serangan cepat.
“Ini bukan sepak bola. Mereka bermain dengan taktik ‘guling-guling’ setiap kali kami menyerang,” ujar Hodak kepada awak media. “Saya rasa wasit harus lebih tegas terhadap taktik semacam ini. Sepak bola seharusnya dimainkan dengan sportif.”
Baca juga: Tottenham Terancam Tanpa Pemain Utama di Laga Krusial
Efek Psikologis dan Ritme Permainan
Pernyataan pelatih Persib bukan tanpa dasar. Dalam permainan sepak bola modern, taktik semacam ini memang sering digunakan untuk memperlambat tempo atau menggagalkan momentum lawan. Namun, ketika dilakukan secara berlebihan, hal ini dapat mengganggu ritme dan menurunkan kualitas pertandingan itu sendiri.
Persib yang bermain agresif dan dominan sepanjang pertandingan, harus beberapa kali menghentikan serangan karena lawan terjatuh dan memaksa wasit menghentikan laga. Tentu hal ini memberi efek psikologis bagi para pemain, sekaligus menurunkan intensitas tekanan yang sedang mereka bangun.
Reaksi Suporter dan Pengamat Sepak Bola
Komentar pelatih Persib mendapat dukungan penuh dari Bobotoh—sebutan untuk pendukung Persib. Di media sosial, banyak yang mengungkapkan kekesalan terhadap gaya bermain lawan yang dianggap menghambat permainan atraktif.
Sejumlah pengamat sepak bola nasional pun ikut angkat bicara. Mereka menilai bahwa taktik mengulur waktu atau simulasi cedera adalah hal yang sering dijumpai di liga-liga Asia Tenggara. Namun jika wasit tidak mampu mengontrol, maka pertandingan bisa berubah menjadi tidak enak ditonton.
“Ini jadi tantangan tersendiri bagi wasit untuk bisa membaca situasi. Mana yang benar-benar cedera, mana yang pura-pura. Semakin tegas wasit, semakin kecil peluang taktik semacam ini digunakan,” ujar salah satu analis sepak bola.
Fokus Persib Tetap ke Jalur Juara
Meski sempat merasa frustasi atas gaya main lawan, Bojan Hodak menegaskan bahwa timnya akan tetap fokus ke jalur juara. Ia meminta para pemain untuk tidak terpancing emosi dan tetap disiplin dalam strategi.
“Kami tidak akan mengubah cara bermain hanya karena lawan bermain negatif. Kami akan terus menyerang dan bermain terbuka, karena itu yang diinginkan oleh suporter,” tegasnya.
Dengan sisa pertandingan yang semakin sedikit, Persib tengah berjuang mempertahankan posisi di papan atas klasemen. Konsistensi dan mentalitas akan menjadi kunci untuk meraih gelar juara musim ini.
Penutup
Pernyataan pelatih Persib tentang taktik ‘guling-guling’ menjadi cermin dari bagaimana sepak bola tidak hanya soal teknik dan strategi, tetapi juga sportivitas. Kritik ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen dalam sepak bola Indonesia—mulai dari pemain, pelatih, hingga wasit—untuk bersama-sama menjaga kualitas pertandingan dan semangat fair play.
